Tim Voli Bangkit Pelan Tapi Pasti Lewat Kegigihan
Tim Voli Bangkit Pelan Tapi Pasti Lewat Kegigihan. Pekan ini, 14 November 2025, timnas voli putri Indonesia memasuki fase krusial pelatnas SEA Games di Senayan, Jakarta. Dengan 18 pemain dipanggil PBVSI sejak Oktober lalu, skuad yang dipimpin Megawati Hangestri Pertiwi ini tunjukkan tanda-tanda bangkit pelan tapi pasti. Fokus regenerasi bawa wajah baru seperti Kintan Dear Love Islamy dan Indah Guretno Dwi Margiani ke barisan utama, sementara veteran Asih Titi Pangestuti tambah kedalaman. Meski undian grup beri tantangan berat—bertemu Thailand di babak awal—kegigihan tim di latihan uji coba akhir-akhir ini jadi kunci. Setelah finis runner-up SEA V-League Agustus lalu, Indonesia target emas pertama sejak 2001. Kisah bangkit ini bukan dongeng cepat; ini perjuangan harian yang mulai berbuah manis menjelang turnamen 9-20 Desember di Thailand. BERITA TERKINI
Latar Belakang: Regenerasi Skuad Menuju SEA Games: Tim Voli Bangkit Pelan Tapi Pasti Lewat Kegigihan
Perjalanan timnas voli putri tak lepas dari sejarah panjang. Sejak perak SEA Games 2019, Indonesia sering stuck di peringkat tiga besar Asia Tenggara, kalah saing dengan Thailand dan Vietnam yang dominan. Tapi 2025 jadi tahun transisi. PBVSI panggil 18 pemain untuk TC Oktober ini, campur veteran dan talenta muda. Megawati, kapten berpengalaman dengan 150 caps, gabung setelah pulih cedera lutut—ia sumbang 25 poin di leg kedua SEA V-League Vietnam. Di sisi lain, regenerasi jadi prioritas: Kintan, setter 17 tahun peraih perak POPNAS, debut di tim senior dengan umpan presisi yang bantu tim menang uji coba 3-1 lawan Filipina akhir Oktober.
Indah, libero mungil 20 tahun, tambah kekuatan pertahanan setelah digger 68 sukses di World U-21 Agustus. Asih, middle blocker 32 tahun, comeback dari cedera bahu, blokir 12 serangan di sesi latihan minggu ini. Skuad ini beda dari Thailand yang pakai pemain VNL elit; Indonesia pilih campur, beri kesempatan junior seperti Shella Bernadetha dan Yolla Yuliana. “Kami bangun fondasi kuat pelan-pelan, bukan buru-buru,” ujar pelatih Marcos Sugiyama. Hasil awal terlihat: di AVC Nations Cup Juni, tim finis perak, kalah tipis 2-3 dari tuan rumah meski unggul di set pertama berkat servis Mega.
Tantangan: Undian Berat dan Tekanan Regenerasi: Tim Voli Bangkit Pelan Tapi Pasti Lewat Kegigihan
Bangkit tak datang tanpa rintangan. Undian SEA Games 21 Oktober lalu tempatkan Indonesia di grup neraka: lawan Thailand, Vietnam, dan Singapura di babak penyisihan. Thailand, juara bertahan dengan skuad mode VNL, punya outside hitter seperti Chatchu-on Moksri yang smash rata-rata 20 poin per laga. “Ini ujian terberat, tapi justru bikin kami lebih siap,” kata Mega pasca-undian. Tekanan regenerasi tambah berat: dari 18 pemain TC, empat bakal dicoret sebelum berangkat—spekulasi jatuh ke pemain kurang fit seperti cadangan setter atau blocker junior.
Cedera masih hantu lama. Rika Dwi Latri absen total karena lutut, paksa Asih ambil peran lebih besar meski usianya paling tua. Kritik netizen banjir setelah video latihan bocor: “Skuad muda terlalu mentah lawan Thailand.” Bahkan di internal scrimmage, tim kalah 1-3 dari tim B minggu lalu, sorot kelemahan receive saat hadapi servis cepat. Tapi ini bagian dari proses. Indah akui, “Kami sering latihan sampai malam, tapi setiap kekalahan jadi pelajaran.” Dengan hanya sebulan tersisa, manajer Luciana Josop tekan rotasi untuk cegah overtraining, sambil tambah sesi mental coaching bagi junior yang grogi debut internasional.
Kegigihan di Lapangan: Prestasi Kecil yang Bangun Momentum
Kegigihan tim terbukti di lapangan. Di uji coba Vietnam akhir Oktober, Indonesia menang 3-1, dengan Kintan sumbang 15 assist dan Indah selamatkan 22 bola—kombo yang bikin pertahanan solid. Mega pimpin comeback di set ketiga, spike silangnya ubah skor dari 10-15 jadi 25-20. Asih, meski starter terbatas, blokir enam poin krusial, tunjukkan pengalaman tak tergantikan. Di AYG 2025 Oktober, tim U-21—cikal bakal skuad senior—kompak ke semifinal, kalahkan Uzbekistan dengan akurasi smash 58%.
Latihan pelatnas sekarang fokus halus: drill blok vertikal untuk Asih, kecepatan dig untuk Indah, dan taktik quick set untuk Kintan. Mega inisiatif huddle harian, bagi cerita cedera untuk motivasi. Hasilnya, tingkat kebugaran tim naik 15% dari tes awal TC, kata fisioterapis. Empat pemain potensial dicoret—Yolla, Chelsa, dan dua lagi—malah dorong kompetisi sehat. “Kami bangkit pelan, tapi setiap langkah pasti,” ujar Indah setelah sesi pagi. Momentum ini bawa optimisme: target minimal semifinal, dengan mimpi emas lewat kegigihan kolektif.
Kesimpulan
Timnas voli putri Indonesia sedang bangkit pelan tapi pasti, didorong kegigihan yang jadi DNA skuad ini. Dari regenerasi 18 pemain TC hingga hadapi undian berat SEA Games, Mega, Kintan, Indah, Asih, dan rekan-rekan mereka tunjukkan bahwa perjuangan harian lebih kuat dari talenta instan. Dengan sebulan lagi ke Thailand, momentum uji coba dan latihan intens beri harapan realistis untuk medali. Kisah ini ingatkan: voli bukan soal kecepatan, tapi ketekunan. Jika kegigihan ini lanjut, emas 2001 bisa terulang—bukan mimpi, tapi target yang layak diraih. Indonesia siap tempur, satu set demi satu set.